Senin, 20 Juni 2011

KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat badannya , dan terbagi menjadi:
1. CAIRAN 1NTRA SELLULAIR : merupakan cairan yang berada
Didalam sel tubuh manusia dan volumenya mencapai sekitar 40%
berat badan manusia.
2. CAIRAN EXTRA SELLULAIR : merupakan cairan yang berada
diluar sel tubuh manusia dan volumenya mencapai sekitar 20%
berat badan manusia.
Cairan extra sellulair ini terbagi lagi menjadi: CAIRAN INTERSTITIAL yang merupakan cairan yang terletak diantara sel-sel tubuh manusia dan mencapai sekitar 15% dari berat badan , dan CAIRAN PLASMA yang merupakan cairan yang terletak dalam pembuluh darah dan mencapai sekitar 5% berat badan manusia.

Misalkan pada seseorang dengan berat badan 70 kilogram , maka : Volume cairan total dalam tubuhnya adalah : 60% x 70 kg = 42 liter, yang terbagi menjadi: CAIRAN INTRA SELLULAIR : 28 liter, CAIRAN INTERSTITIAL: 10,5 ltr, Dan CAIRAN PLASMA: 3,5 ltr.

Antara cairan intrasellulair dan cairan ekstra sellulair dibatasi oleh dinding sel atau
Membrane sel, sedang antara cairan intra vaskulair dan cairan interstitial dibatasi oleh
dinding pembuluh darah .
Membran sel berbeda dengan pembuluh darah , dimana membrane sel bersifat semi
permeable terhadap solute terutama yang larut dalam air ( glukosa, elektrolit) sedangkan
dinding pembuluh darah permeable terhadap elektrolit dan glukosa, tetapi relative
impermeable terhadap protein.
Protein disini dapat menarik cairan interstitial masuk kedalain cairan intravaskulair
(plasma) , sedangkan tekanan yang ditimbulkan oleh protein dalam plasma disebut
tekanan onkotik plasma.

Keseimbangan cairan dalam tubuh terjadi apabila jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh, sama dengan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.
Pemasukan cairan kedalam tubuh berasal dari: makanan, minuman dan hasil oksidasi bahan makanan.
Pengeluaran cairan keluar tubuh melalui: urine, kulit, paru, dan tinja. Pengeluaran lewat kulit, paru dan tinja dikenal pula sebagai INSENSIBLE LOSS.(pengeluaran yang tak tampak).
Volume cairan yang masuk dan keluar tubuh adalah sebagai berikut:

PEMASUKAN : PENGELUARAN :
Makanan 1000 cc Urine 1500 cc
Minuman 1300 cc Tinja 200 cc
Metabolisme 300 cc Paru 300 cc
Kulit 600 cc
JUMLAH 2600 cc JUMLAH 2600 cc

Pengaturan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia dilakukuan oleh :
1 . Ginjal dan Paru.
2. Hormon : misalnya: ADH, Aldosteron, dsb.
3. Rasa Haus.

RASA HAUS :

Definisi Rasa Haus adalah : Keinginan secara sadar terhadap air .
Pusat rasa haus terletak di hypothalamus dan sensitive terhadap adanya perubahan
osmolalitas cairan ekstra sellulair .
Bila terjadi peningkatan osmolalitas plasma , berarti tubuh mengalami dehidrasi yang
kemudian akan merangsang pusat rasa haus melalui mekanisme sebagai berikut :

1. Terjadi penurunan perfusi ginjal, sehingga akan merangsang pelepasan rennin yang akan menimbulkan produksi angitensin II .
Angiotensin II akan merangsang hypothalamus untuk selanjutnya merangsang sensasi rasa haus
2. Osmoreceptor yang ada dihipothalamus akan mendeteksi adanya peningkatan tekanan
Osmotic dan akan mengaktivasi jaringan syaraf yang menimbulkan rasa haus.
3. Rasa haus dapat pula dirangsang oleh adanya kekeringan local pada mulut sehingga
timbul rasa haus.
HORMON ADH ( ANTI DIURETIK HORMON ) :

Hormon ADH dibentuk dihipothalamus dan disimpan didalam neurohipofisis posterior. Hormon ini akan meningkatkan reabsorbsi air pada duktus koligentes ginjal , sehingga air tidak keluar melalui urine untuk memperbaiki tekanan osmolalitas dan mempertahankan cairan ekstra sellulair.

Adanya peningkatan osmolalitas , penurunan cairan ekstra sellulair , stress , trauma , Pembedahan , nyeri , dan pemberian beberapa macam obat2an akan merangsang produksi Hormon ADH ini .
Mormon ADH ini disebut juga sebagai VASOPRESSIN karena mempunyai efek sebagai vasokonstriktor minor pada arteri kecil yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah .

Penurunan kadar hormone ADH akan menimbulkan diabetes insipidus yang ditandai
dengan peningkatan produksi urine , sedangkan peningkatan sekresi hormone ADH akan mengakibatkan penurunan produksi urine dan peningkatan volume darah .

HORMON ALDOSTERON :

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal dan bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorbsi natrium. Retensi natrium ini akan mengakibatkan retensi air. Pengeluaran hormone aldosteron diatur oleh konsentrasi kalium dan sangat berguna dalam mengendalikan hyperkalemia.

Manfaat Cairan dalam tubuh manusia adalah :

1. Dipakai pada proses metabolisme bahan bahan makanan .
2. Berguna sebagai alat pengangkut limbah yang kemudian sekresi keluar tubuh
melalui urine.
3. Sebagai bantalan atau pelindung kulit.

Gangguan yang terjadi pada keseimbangan cairan dalam tubuh dapat berupa :
1. Edema.
2. Congestion. ( bendungan cairan ).
3. Haemorrhage ( perdarahan).
4. Shock.
5. Thrombosis, Emboli, dan Infarction.
LEDEMA .
Edema adalah terkumpulnya sejumlah cairan yang abnormal pada jaringan intersellulair atau rongga tubuh . Hal ini dapat terjadi secara local atau diseluruh tubuh tergantung pada penyebabnya. Bila edema itu berat dan terjadi hampir diseluruh tubuh disebut: ANASARKA, yang biasanya diserati dengan adanya pembengkakan dari jaringan subkutan (dibawah kulit). Cairan yang tertumpuk dirongga tubuh biasanya diberi nama sesuai dengan lokasi nya seperti misalnya : HYDRO THORAX, HYDROPERICARDIUM , HYDROPERITONEUM ( ASITES ), dan sebagainya. Penyebab terjadinya edema adalah:
1. Peningkatan tekanan osmotic kolloid.
2. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler.
3. Peningkatan permeabditas kapiler.
4. Obstruksi limfatik.
5. Kelebihan Natrium dan Air dalam tubuh.

PENINGKATAN TEKANAN OSMOTIK KOLLOID :

Berkurangnya kadar protein atau albumin didalan plasma akan berakibat pada penurunan tekanan osmotic dalam plasma, sehingga cairan dalam plasma akan menembus dinding pembuluh darah dan masuk kedalam jaringan sekitarnya . Karena cairan plasma banyak yang keluar kejaringan maka volume plasma akan menurun, hal ini akan menyebabkan pengaktifan system aldosteron renin-angiotensin, sehingga tubuh akan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air, sehingga volume plasma kembali meningkat. Tetapi karena kadar protein yang tetap rendah , maka cairan tersebut akhirnya akan menuju kejaringan juga sehingga lebih memperparah edema yang sudah ada .
Penurunan kadar protein ini dapat disebabkan oleh : malnutrisi, kegagalan fungsi hati, serta kehilangan protein dari dalam tubuh melalui luka bakar, kebocoran ginjal, clan saluran gastro intestinal.
Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan peningkatan protein plasma dengan pemoerian infuse albumin dan menghilangkan kausa penycbabnya .

PENINGKATAN TEKANAN HIDROSTATIK KAPILER:

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dapat disebabkan oleh:gagal jantung kanan dan kiri, gagal ginjal, kerusakan sirkulasi pembuluh darah vena, dan obstruksi liver . Gagal jantung akan mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik yang disertai penambahan volume plasma sehingga berakibat menumpuknya cairan didalam jaringan atau rongga badan.

PENINGKATAN PERMEABELITAS KAPILER :

Peningkatan permeabilitas kapiler dapat disebabkan oleh kerusakan langsung dinding pembuluh darah yang diakibatkan oleh trauma dan luka bakar . Inflamasi / keradangan menyebabkan hyperemia dan vasodilatasi yang pada akhirnya menyebabkan penumpukan cairan pada jaringan (edema).

OBSTRUKSI LIMFATIK:

Penyebab utama terjadinya obstruksi limfatik adalah : pengangkatan kelenjar limfe (limfonodulus ) dan pembuluh darah sekitarnya melalui suatu operasi untuk mencegah terjadinya mcluslusc (penyebaran) suatu keganasan .
Penyebab lainnya : terapi radiasi, trauma, metastasis keganasan , radang, dan infeksi filiriasis.

KELEBIHAN NATRIUM DAN AIR DALAM TUBUH :

Kelebihan natrium dan air akan meningkatkan tekanan hidrostatik pembuluh darah kapiler dan meningkatkan volume plasma, sehingga cairan akan keluar menuju jaringan .
Dikenal dua macam edema :

1. Pitting edema :
Apabila edema ditekan akan menimbulkan cekungan dan setelah tekanan dilepas masih diperlukan waktu beberapa saat untuk menghinglangkan cekungan tersebut.
Edema jenis ini sering tampak pada tungkai dan sekitar sacrum.
2. Non pitting edema :
Biasanya edema jenis ini terjadi pada lipatan kulit yang longgar seperti: periorbital (sekitar mata), dan biasanya disebabkan oleh trombosis pembuluh darah vena , khususnya pcrnbuluh darah vena yang letaknya superficial (dipermukaan).
Edema yang berlangsung lama akan mengakibatkan perubahan trofik pada kulit yang pada akhirnya akan berakibat dermatitis sampai timbul ulkus yang akan sangat sulit sembuhnya.

Lokasi terjadinya edema dapat memberikan petunjuk tentang penyebab edema tersebut. Misalnya : - Edema yang terjadi pada satu tungkai biasanya karena obstruksi vena atau
obstruksi kelenjar limfe.
- Edema yang terjadi karena hipoprotein biasanya bersifat sistemik , dan yang
paling nyata kelihatan adalah pada daerah kelopak mata pada pagi hari.
- Edema karena gagal jantung biasanya jelas pada kedua tungkai dan cenderung meneybar keseluruh tubuh .

SYOCK

Syock adalah gangguan hemodinamik dan metabolic yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak adekuat. sehingga pengiriman oksigen ke kepala dan jaringan tubuh menurun. Gejala syock adalah : hipotensi, takhikardi, oligouri, kulit menjadi lembab , gelisah dan perubahan tingkat kesadaran .
Penyebab syock biasanya adalah : perdarahan, gagal jantung , dan kerusakan neurologist.

Pembagian syock sesuai penyebabnya adalah :
1. Syock Hypovolemik.
2. Syock Kardiogenik.
3. Syock Distributif / Neurogenik.

1. Syock Hypovolemik :

Syock hypovolemik ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan sirkulasi, baik berupa darah, plasma , ataupun air dari dalam tubuh .
Penurunan volume cairan tubuh akan mengakibatkan penurunan aliran darah vena yang kembali kejantung ( venous return ), dan akhirnya akan menurunkan tekanan darah .
Apabila deficit cairan tersebut dapat segera diatasi, maka keadaan syock dapat diatasi
pula dengan segera dan semuanya kembali normal.
Tetapi bila defisit cairan tersebut tidak segera diatasi maka penderita akan jatuh kedalam
keadaan yang irreversible.
Syock hypovolemik ini dibedakan lagi menjadi:


a. Syock Hemorrhagic : yaitu shock yang disebabkan oleh adanya perdarahan yang massif
yang biasanya diakibatkan oleh: perdarahan gastro -intestinal, perdarahan paska operasi, haemofilia, persalinan, dan trauma.
Kehilangan darah yang tidak melebih 10% volume darah total tidak menimbulkan perubahan yang nyata pada tekanan darah dan cardiac output, sedangkan kehilangan darah hinggs 45% volume darah total akan menurunkan cardiac output dan tekanan darah sampai nol.

b. Syock Dehidrasi : Dehidrasi yang terjadi disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh
yang cukup berat dan biasanya disebabkan oleh : keringat yang berlebihan , diarrhea, muntah , diabetes insipidus ,asites , fase diuretic pada gagal ginjal akut, diabetic ketoacidosis, Addison diseases, hypoaldosteronism , pemberian diuretic , dan sebagainya.

c. Syock karena Luka Bakar : Pada luka bakar yang luas derajat tiga, kehilangan plasma
cukup banyak sehingga menurunkan tekanan osmotic . Penurunan tekanan osmotic menyebabkan cairan keluar ke jaringan , sehingga cairan dalam plasma menurun dan berakibat penurunan aliran darah balik ke jantung , sehing-ga cardiac output menurun dan akhirnya tekanan darah juga menurun . Syock pada luka bakar ini dapat pula dise-babkan oleh sepsis.

d. Syock karena Trauma : Trauma luka tembak pada organ organ tubuh dapat menimbulkan
perdarahan yang kadang kadang tidak tampak, sehingga menimbulkan syock.



2. Syock Kardiogenic :

Dua penyebab utama Syock kardiogenic adalah :
a. Cardiac Failure (Gagal Jantung ) : yaitu ketidak mampuan jantung untuk berkontraksi
secara efektif. Biasanya hal ini disebabkan oleh: infark miocard yang luas, myokardiopathi, keracunan obat, dan disritmia ( gangguan arithmia ).

b. Penurunan arus venous return ke jantung : Hal ini biasanya disebabkan oleh: tamponade
jantung, efusi pericardial akut, pergeseran mediastinum yang menekan jantung sehingga
aliran darah balik vena terganggu. Penurunan aliran balik akan menurunkan Cardiac output sehingga tekanan dan aliran Darah menurun , terjadilah syock.

3. Syock Distributif

Syock jenis ini disebabkan oleh vasodilatasi yang massif dan hebat, sehingga tekanan darah akan menurun . Dalam hal ini jumlah darah /cairan tubuh tidak berkurang, hanya distribusinya yang terganggu karena adanya vasodilatasi yang massif tersebut. Macam-macam syock distributive :

a. Syock Neurogenik : hilangnya tonus vasomotor sehingga terjadi dilatasi vena dan
arteriole .

b. Syock Septik : Kuman gram negative akan mengeluarkan endotoksin yang luas dan
dan mengakibatkan dilatasi pembuluh darah .

c. Syock Anafilaktik : Biasanya terjadi karena reaksi antigen antibody yang sering terjadi
pada pemberian obat obatan, media kontras , dan.bisa ular.




TAHAPAN DALAM SYOCK :

Terdapat tiga tahapan dalam syock dengan nama yang berbeda beda menurut versi
penulis . Ada yang menyebut dengan : Awal, progresif, dan akhir.
Non progresif, progresif, dan irreversible .
Dini, hypoperfusi jaringan , dan cedera sel & organ
Terkompensasi, dekompensasi dan irreversible .

TAHAP I : Pada tahap ini terjadi penurunan cardiac output dan tahanan perifer sebagai akibat cedera awal.
Penurunan tersebut berakibat penurunan tegangan pada dinding arteri mayor yang pada akhirnya merangsang baroreceptor untuk selanjutnya mengaktivasi system syaraf autonom .
Gejala yang timbul : # penderita masih sadar, kadang kadang ada kecemasan.
# frekwensi denyut jantung meningkat.
# tekanan darah menurun atau normal.
# kulit pucat, lembab dan dingin .
# pupil dilatasi karena rangsangan syaraf simpatis .
# kadar hematokrit menurun bila terjadi perdarahan.
# nafas dangkal, tapi frekwensinya meningkat sebagai
respon kekurangan oksigen pada jaringan .
# produksi urine menurun, penderita merasa haus.
# bising usus menurun karena aliran darah keusus menurun.
# otot melemah.

Apabila tahap ini dapat diatasi, maka tekanan darah dan kesemuanya akan kembali normal, tetapi bila tidak teraiasi maka akan masuk kedalam tahap selanjutnya.

TAHAP II : Pada tahap ini respcms kompensasi yang dilakukan tubuli gagal untuk mem-perbaiki tekanan darah dan perfusi jaringan .
Organ organ tubuh akan mcngalami kckurangan oksigen (ischemia), dan yang paling awal adalali terjadinya penurunan fungsi ginjal yang bexupa penurunan Glomerular Filtration Rate ( GFR).
Organ penting lain yang terkena adalali otak dan jantung , kemudian paru , hati, dan saluran gastrointestinal.
Gejala gejala yang timbul adalah akibat penurunan perfusi organ organ ter-sebut diatas , yaitu berupa : # kesadaran dan orientasi mulai menunin .
# bradikardi dan hipotensi.
# produksi urine berhenti.
# edema perifer, edema paru dan takhipcnia
(frekwensi nafas meningkat)
# abdomen distensi dan paralitik ileus.
# penderita tampak sakit berat.
# kulit dingin , pucat.
# ph darali menjadi asam karena penumpukan
asam laktat.
Apabila terapi yang diberikan pada stadium ini gagal, maka penderita akan memasuki stadium III.

TAHAP III : Pada tahap ini penderita menjadi tidak responsive , cardiac output menurun, tekanan darah menurun progresif,dan asidosis metabolic makin meningkat. Terjadi kematian pada sel karena ischemia , dan manifestasinya berupa dis-fungsi ginjal, paru dan otak . Kegagalan pada ginja! dan jantung berjalan progresif, penderita akan mengalami kesulitan bernafas sampai koma .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar