Minggu, 19 Juni 2011

SEROLOGI

Serologi ialah ilmu yang mempelajari reaksi antigen antibody secara inVITRO .

Untuk dapat menegakkan diagnosa suatu penyakit infeksi: kita harus dapat mengisolasi atau menemukan kuman penyebabnya . Proses isolasi atau menemukan kuman tersebut, memakan waklu yang cukup lama dan sulit dalam pelaksanaannya .
Apabila sebuah kuman masuk kedalam tubuh kita maka kuman tersebut akan merupakan
suatu antigen ( benda asing ) bagi tubuh kita dan selanjutnya akan merangsang tubuh kita
untuk membentuk antibody terhadap kuman tersebut .
Dengan dapat ditemukannya antibody tersebut dalam tubuh kita , maka hal ini akan
membantu kita dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit infeksi .
Proses untuk menemukan atau mendeteksi adanya antigen dan antibody tersebut yang
selanjutnya kita kenal dengan pemeriksaan serulogi .
Beberapa conloh pemeriksaan serologi adalah : Widal, VDRL , Toxoplasmosis ,
Hepatitis, AIDS , dsb.
Dalam kuliah ini akan dibahas pemeriksaan serologi untuk Widal dan Hepatitis A dan B .

WI DAL .

Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan serologi untuk membantu menegakkan diagnosa
penyakit denuim typlioid .
Dalam pemeriksaan ini dipakai suspensi kuman Salmonella Typhosa dan Salmonella
Paralyphosa sebagai antigen untuk mendeteksi adanya antibody terhadap kedua kuman salmonella tersebut dalam serum pcnderita .
Apabila terjadi pertemuan antara antigen dan antibodinya yang sejenis , maka akan
terjadi proses AGGLUTINASI.

REAKSI TRANSFUSI

DEFINISI :
Semua kejadian yang tidak menguntungkan penderita, yang timbul selama atau setelah transfuse, dan memang berhubungan dengan transfuse tersebut.
PEMBAGIAN

I. REAKSI TRANSFUSI SEGERA : (< 24 Jam) 1. Reaksi transfusi Haemolitik. 2. Reaksi transfusi Panas non Haemolitik. 3. Reaksi transfusi oleh karena Darah Tercemar. 4. Reaksi transfusi Allergie. 5. Reaksi transfusi Perdarahan Abnormal. 6. Reaksi transfusi Gagal Jantung. 7. Reaksi transfusi Gagal Paru. 8. Reaksi transfusi Keracunan. 9. Reaksi transfusi Thrombophlebitis. II. REAKSI TRANSFUSI LAMBAT : ( > 24 Jam)
1. Reaksi transfuis Haemolitik Lambat.
2. Penularan penyakit : Malaria, Hepatitis, HIV, dsb;
3. Haemosiderosis / Haemokromatosis.

1. Reaksi Transfusi Haemolitik Segera (RTHS) :
Pada reaksi terjadi perusakan sel darah merah setelah / selama transfusi
jenisnya :
A. Perusakan Sel Darah Merah Intravaskulair.
Biasanya disebabkan oleh ABO incompatibilitas.
Gejalanya yang terjadi biasanya nyata dan segera.
B. Perusakan Sel Darah Merah Extravaskulair.
Biasanya disebabkan oleh Rh incompatibilitas atau kwalitas darah yang jelek
Gejala yang timbul adalah minimal tidak nyata dan lambat.
Gejala yang khas adalah : icterus yang timbul 3-5 jam post transfusi
Gejala :
• Panas pada lengan yang ditransfusi
• Suhu tubuh yang meningkat.  Mengigil
• Sesak nafas  nyeri dada.
• Nyeri di daerah lumbal.
• Rasa mual / muntah
• Shock  tekanan darah menurun.
• Terjadi perdarahan yang abnormal  Haematuri
• Produksi urine menurun  Gagal Ginjal  Mati.

Apabila penderita berada dalam pembiusan :  ingat RTHS bila :
• Hipotensi yang tidak sesuai perdarahan.
• Terjadi perdarahan yang abnormal  DIC
• Terdapat Hemoglobinuria.

Pemeriksa Laboratorium : Anemia, Lekopheni, Thrombopheni,
Hb Plasma Meningkat, Bilirubin meningkat,
Fibrinogen menurun, dan terjadi Hb uri.

Tindakan :
• STOP Transfusi  infuse NacI 0.9%
• Observasi tensi, Nadi, Respirasi
• Bila timbul demam beri anti piretik.
• Bila terjadi Shock berikan DOPAMIN drip, intravena
• Berikan Lasix, Furosemid.  Diuretika.
• Periksakan Faal Hemostasis.
• Periksakan sample darah penderita & donor ke laborat.
• Consult dokter.


2. Reaksi Panas Non Haemolitik :
Reaksi ini paling sering terjadi
Gejala biasanya timbul ½ - 3 jam post transfusi, berupa :
• Suhu tubuh meningkat  Menggigil
• Muntah muntah
• Nyeri yang hebat pada kepala / otot.
Tindakan :
• STOP Transfusi  infuse NaCI 0.9 %
• Beri anti piretik
• Bila panas badan menurun  boleh dicoba lagi atau ganti darah yang
lain.

3. Reaksi Transfusi Karena darah Tercemar :
Kuman yang mencemari darah adalah : Coliforn, Pscudomonas. Biasanya kedua
kuman ini menghasilkan endotoxin.
Kontaninasi dapat terjadi oleh karena :
• Waktu sampling darah.
• Pemakaian Antikoagulant yang kurang steril.
• Kuman yang tahan panas  tidak mati waktu dipanaskan.

Gejala yang timbul :
• Panas badan  Menggigil.
• Bila berat penderita jatuh kedalam Shock.

Tanda tanda darah yang tercemar :
• Berwarna biru kehitaman.
• Batas sel dan serum tidak jelas  terjadi hemolisa
• Bila dikocok perlahan  serum jadi merah
• Tampak bekuan darah kecil kecil  DIC.

Tindakan :
• STOP Transfusi  infuse NaCi 0.9 %
• Beri antibiotic
• Beri Kortikosteroid bila perlu

4. Reaksi Transfusi Karena Allergie :
Biasanya terjadi kerena adanya allergen di dalam darah donor.
Gejala yang timbul :
• Ringan : urtikaria ( gatal – gatal )
• Berat : Sesak nafas, Cyanosis, Hypotensi  Shock

Tindakan :
• STOP Transfusi  infuse Naci 0.9%.
• Beri antihistamin.
• Beri kortikosteroid bila perlu.
• Bila terjadi lharynk oedem berikan adrenaline.

5. Reaksi Transfusi Peredarahan Abnormal :
Reaksi transfusi ini biasanya disebabkan oleh reaksi transfusi hemolitik segera yang selanjutnya mengalami DIC dan adanya dilusi factor pembekuan darah.
Tindakan :
• STOP Transfusi  infus NaCI 0,9 %
• Bila terjadi DIC beri Heparin
• Bila disebabkan dilusi factor pembekuan darah, beri plasma beku segar / darah segar.

6. Reaksi Transfusi kegagalan Jantung :
Reaksi ini biasanya disebabkan karean : Transfusi dengan volume darah yang besar dan dalam waktu yang singkat, atau pada penderita dengan kelainan jantung.
Tindakan :
• STOP Transfusi  infus NaCI 0,9 %.
• Pasien dibuat posisi setengah duduk.
• Beri oksigen
• Beri obat : Digitalis, Diuretik  dokter ahli jantung.
• Lakukan Phlebotomi bila perlu  dokter ahli.
7. Reaksi Transfusi kegagalan Paru :
Penyabab : Darah yang tersimpan lama  akan terbentuk mikrothrombi 
sehingga menyebabkan infrak paru.
Pencegehannya : Diberi filter 20 mikrom waktu transfusi.
8. Reaksi Transfusi Keracunan :
Biasanya disebabkan karena keracunan : Kalium Sitrat

9. Reaksi Transfusi Thrombophlebitis :
Biasanya disebabkan oleh karena alat transfuse yang kurang steril.

TRANFUSI DARAH

Tujuan transfusi darah :

1. mengembalikan volume darah yang hilang.
2. menambah fraksi darah yang kurang.

Macam transfusi darah :
1. transfusi dengan darah seluruhya ( Whole Blood )
2. Transfusi dengan komponen darah.

TRANSFUSI DENGAN WHOLE BLOOD.

Indikasi transfuse dengan wholw blood :
● perdarahan akut dan profile→hypovolemik shock.
● Exchange transfusion : Haemolitik disease of the new born.
Intoxicasi.
Kegagalan faal hati akut.
Keuntungan : Mudah didapat dan tehnik lebih mudah.
Kerugian : Lebih sering kemungkinan terjadinya reaksi transfuse.
Macam transfusi dengan whole blood :
1. FRESH BLOOD : yaitu darag setelah pengambilan atau telah disiman pada suhu derajat celcius selama kurang dari 6 jam.
2.STORED BLOOD : yaitu darah yang telah disimpan pada suhu 4 derajat celcius selama lebih dari 6 jam.
Trombosit, factor V, VIII, biasanya mudah rusak..

TRANSFUSI DENGAN KOMPONEN DARAH.
1. komponen darah padat ( sel darah )
● Transfusi dengan sel darah merah ( SDM ) : -SDM dienddapkan.
-SDM dipadatkan ( packed RBC )
-Lekosit poor RBC.
-Washed RBC.
● TRansfusi dengan sel darah putih ( SDP )
● Transfusi dengan Trombosit : - Platellet Rich Plasma ( PRS )
- Platellet Concentrate ( PC )
2. komponen darah non sel ( Komponen Cair ).
● Transfusi dengan plasma : - Single donor plasma.
- Pooled plasma
● Transfusi dengan fraksi plasma : Albumin, Glibulin, Fibrinogen, AHF ( anti hemophilic factor ) dsb.

I.TRANSFUSI DENGAN SEL DARAH MERAH ( SDM ).
Transfusi dengan memakai sel darah merah yang diendapkan / dipadatkan dikenal dengan nama : Darah disentrifuse dengan kecepatan 2000rpm, selama 60 meni. Kemudian
plasma nya dipusahkan, sehingga volume darah menjadi 60 - 70% dari semula.
PRC yang telah dibuat harus dipakai dalam waktu kurang dari 4 jam. Dengan tehnoligi yang lebih maju, proses pemisahan darah dan plasma itu dilakukan dengan system tertutup, sehingga PRC yang terbentuk masih bisa dipakai asal tidak melebihi 1 hari.
Hal tersebut karena PRC merupakan media yang baik untuk kuman.
Keuntungan Transfusi dengan PRC :
● Dapat diberikan SDM dalam jumlah yang banyak padda satu kali transfusi.
● Penambahan volume darah lebih sedikit , sehingga bahaya decom cordis menurun.
● Kadar Na, K, NH4, dan citrate lebih sedikit.
● Plasma nya dapat digunakan pada penderita lain.
● Kadar anti A dan anti B dalam PRC rendah, sehingga dapat dilakukan subtitusi bila diperlukan.
● Kemungkinan terjadinya reaksi transfusi juga lebih kecil.
Kerugian Transfusi dengan PRC :
● PRC yang terbentuk harus dipakai dalam waktu < 4jam atau 21 hari.
● PRC tidak mengandung factor pembekuan darah, sehingga tidak dapat memperbaiki perdarahan bila diperlukan.
Indikasi Transfusi dengan PRC :
● Anemia tanpa penurunan volume darah, misalnya : perdarahan kronins, defisiensi Fe.
● penderita dengan decom.cordis . ( vol penambahan sedikit ).
● penderita sirrhosis hepatic ( kadar NH4 sedikit ).

Transfusi dengan sel darah merah yang lainnya adalah dengan : LEUKOSIT POOR RBC ( LPRBC ), yaitu sel darah merah yang mengandung sedikit sekali sel darah putih ( lekosit ). Sebagaimana diketahui lekosit adalah penyebab tersaring terjadinya reaksi transfusi. Jadi dengan mengurangi kandungan lekosit dalam darah yanh hendak di transfusikan, diharapkan kemungkinan terjadinya reaksi transfuse dapat dikurangi.
Indikasi Transfusi dengan LPRBC :
● Penderita yang memiliki titer antibody lekosit yang tinggi.
● penderita yang pernah mengalami reaksi transfusi yang berat.
Kontra indikasi transfuse dengan LPRBC :
● penderita dengan lekopheni yang berat
Kerugian Transfuse dengan LPRBC ini adalah : lekosit tidak dapat dihilangkan 100%.

Jenis transfusi dengan sek darah merah yang alin adalah : transfusi dengan WASHED RBC ( WRBC ).
Tujuan pencucian sel darah merah ini adalah :
● menghilangkan protein plasma.
● menghilangkan antibody pada sel darah merah ( Anti A / Anti B ).
● menghilangkan / mengurangi sel darah putih ( lekosit ).
Kerugian pada transfusi dengan WRBC adalah : pencucian yang berulang menjadikan terilitas darah kurang terjamin .
Indikasi transfusi dengan WRBC adalah : Pada penderita dengan gangguan Auto Immun.


TRANSFUSI DENGAN SEL DARAH PUTIH.
Indikasi pemberian transfuse dengan sel darah puih adalah : Bila terjadi lekopheni yang berat, sehingga khawatir terjadinya suatu infeksi.
Transfusi dengan sel darah putih ini tidak efektif karena :
● Umur lekosit yang pendek.
● Jumlah lekosit yang sedikit. Untuk meningkatkan 1500 lekosit diperlukan sekitar 40 unit darah segar.
Transfusi dengan sel darah putih ini jarang sekali dilakukan.

III. TRANSFUSI DENGAN TROMBOSIT.

Indikasi pemberian transfusi dengan trombosit adalah bila terjadi TROMBOPHENI yang berat, sehingga dikhawatirkan terjadi perdarahan.
Terdapat 2 macam trombosit yang dapat ditransfusikan yaitu :
● PRP ( Platellet Rich Plasma ).
● PC ( Platellet Concentrate ).
Cara mendapatkan PRP dan PC adalah : Darah disentrifuse selama 3 menit dengan kecepatan 2300rpm, maka suoernatant nya adalah PRP.
Bila PRP tersebut kita sentrifuse lagi selama 30 menit dengan kecepatan 2300rpm, maka endapan yang terjadi adalah PC.
Untuk melakukan transfusi dengan trombosit ini tidak perlu dilakukan reaksi silang terhadap gol darah ABO, sedangkan terhadap Rhesusmasih tetap perlu dilakukan.
Pemberian satu unit PC dapat meningkatkan sekitar 15.000 /mm3 trombosit.
Setelah suatu transfusi dengan trombosit, maka umur trombosit hanya sekitar 1 – 3 hari, sehingga dapat dilakukan transfusi sebanyak 2 – 3 kali dalam seminggu.

IV. TRANSFUSI DENGAN KOMPONEN CAIR ( PLASMA ).
1. transfusi dengan PLASMA
Indikasi pemberian transfusi dengan plasma adalah :
● suatu keadaan dimana banyak plasma yang hilang, misalnya : luka baker yang
Luas,demam berdarah, dsb.
● Dehidrasi.
● Perdarahab oleh karena defisiensi factor pembekuan darah.
Transfusi dengan plasma ini ada 2 macam yaitu :
1. Single Donor Plasma :
* Dibuat dari 1 unit darah.
* Resiko terkena hepatitis lebih kecil.
* Titer iso antibody nya tinggi.
2. Pooled Plasma :
* Dibuat dari beberapa unit darah.
* Resiko terkena hepatitis tinggi.
* Titer iso antibody kecil.
* volume yang didapat cukup banyak.
Kerugian pemberian transfusi dengan Plasma adalah bahwa transfusi ini tidak dapat mengatasi anemia.
Keuntungan pemberian transfuse dengan Plasma, dibandingkan dengan transfusi dengan Whole Blood adalah :
● Tidak diperlukan reaksi silang.
● 1 unit darah dapat dipakai untuk beberapa macam transfusi.
● Kemungkinan reaksi hemolitik kecil.

2. Transfusi dengan Plasma spesifik :
● Albumin.
● cryoprecipitate ( Anti Hemophilia Cincentrate ).
3. Transfusi dengan Gamma Globulin : Pemberian Anti Bodi.
4. Transfusi dengan Fibrinogen.

DARAH

Darah adalah jaringan tubuh yang kompleks dan terdiri dari :

1. KOMPONEN SEL :

Sel darah merah yang disebut ERITROSIT.
Sel darah putih yang disebut LEKOSIT.
Pecahan dari sel yang disebut TROMBOSIT.
2. KOMPONEN CAIR : → PLASMA, terdiri dari :

92% air dan garam
6% protein yang meliputi : albumin, globulin, factor pembekuan darah dan transport protein.
2% lemak.

SEL DARAH MERAH : ( ERITROSIT )

Dibuat sisalam SUMSUM TULANG san prosesnya disebut : ERITROPHOESIS selanjutnya masuk kedalam aliran darah tepi.
Didalam aliran darah tepi sel darah merah akan kehilangan intinya, dan ini merupakan satu-satunya sel dalam tubuh yang tidak berinti.
Dengan hilangnya inti tersebut, sel akan berbentuk BIKONKAV, dan ini merupakan suatu keuntungan arena sel darah merah menjadi lebih fleksibel.
Sel darah merah mengandung hemoglobin didalamnya ( 95% ), dan ini yang memberikan warna merah.
Fungsi sel darah merah ini adalah untuk mengangkut O2 dan CO2 dari dank e jaringan tubuh.
Dalam aliran darah, eritrosit ini hanya berumur 120 hari, dan setelah itu dipecah dalam jaringan RES ( Reticulo Endothelial System ), menjadi ionFe, protein ( globin ) dan bilirubin. Ion Fe dan globin akan dipakai lagi untuk pembentukn sel eritrosit selanjutnya, sedangkan bilirubin akan dibuang keluar tubuh.

Nilai normal :

Eritrosit : 4.330.000 - 5.950.000/mm3
3.900.000 - 4.820.000/mm3
Hemoglobin ( Hb ) : 13,4 - 17,7 gr%
11,4 – 15,1 gr%
Kelainan :
Eritrosit : bentuk : target sel, oval sel, sickle sel, dsb.
Jumlah : Bila meningkat disebut ERITROSIS
Bila menurun disebut ERITTROPHENA.
Hemoglobin : Bila meningkat disebut : POLICITHEMIA.
Bila menurun disebut : ANEMIA

SEL DARAH PUTIH : ( LEKOSIT ).

Dibuat juga dalam SUMSUM TULANG, dan prosesnya dinamakan : LEKOPHOESIS.
Fungsi lekosit adalah untuk pertahanan dan kekebalan tubuh.
Terdiri dari :
1. Poli Morpho Nuclear Granulosit ( PMN GRANULOSIT ).
Usianya hanya beberapa jam hungga hari.
Dengan cat Romanowsky, reaksi granula dibagi menjadi :
a. NEUTROPHIL : Stab/Segmen
b. EUSINOPHIL.
c. BASOPHIL.

2. Lymphosit
Dibuat disumsum tulang dan kelenjar thymus
Beredar dipembuluh darah, pembuluh lymphe dan lien.
Usianya : Tahun, sebagai memori sel.
Ada 2 jenis : T dan B lymphosit.
3. Monosit.
Memphagosit mikro organisme dan sel tumor.
Menghasilkan : komplemen, prostaglandin, interferon, dsb.

Nilai Normal :
4700 – 10.300/mm3 (pria )
4300 – 11.300/mm3 ( wanita ).
Bila meningkat disebut LEKOSITOSIS
Bila menurun disebut LEKOPHENI.

TROMBOSIT : ( PLATELET )

Berasal dari pecahan sel megakariosit dalam sumsum tiulang, kemudian masuk kedalam aliran darah.
Berfungsi pada system pembekuan darah.
Usianya sekitar 10 hari.

Nilai Normal : 150.000 – 350.000/mm3

Bila meningkat disebut : TROMBOSITOSIS.
Bila menurun disebut : TROMBOPHENI.





ALBUMIN
Dioreduksi oleh HEPAR
Fungsinya : 1.Mempertahankan tekanan osmotic plasma ,sehingga cairan dan solute tetap berada dalam pembulu darah.
Apabila kadar albumin dalam darah munurun maka tekanan osmotic dalam plasma akan menurun sehingga cairan akan keluar lewat dinding pembuluh darah dan terjadilah OEDEM.
2.Sebagai alat transponasi beberapa harmon dan hasil metabolic dalam pemburuh darah.

IMMUNOGLOBULIN :( lg/ANTIBODI )

Ada 5 macam immunologlobulin : lgA ,lgG ,lgM ,lgD ,lgE
Diproduksi oleh liver , B Lymphosit,dan plasma sel.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh ,dengan mengikatkan diri pada kuman dan menarik macrophage untuk melakukan pagositosis.

FAKTOR PEMBEKUAN DARAH.

Terdiri dari 12 macam factor.
Dibuat didalam liver.
Bila kadarnya menurun dapat berakibat pendarahan, misalnya : defisiensi F.VIII yang dikenal dengan penyakit HEMOPILIA.

TRANSPORT PROTEIN.

Pemberian nama protein ini menurut bahan yang diangkutnya, misalnya :
LIPOPROTEIN yang diangkut : lemak.
TRANSCOBALAMIN yang diangkut : vitamin B 12.
TRANSFERIN yang diangkut : ion Fe.
PEMERIKSAAN DARAH.

Yang termasuk pemeriksaan DARAH LENGKAP ( DL ) atau pemeriksaan darah rutin adalah :
1.Pemeriksaan Laju Endap Darah ( LED ).
2.Pemeriksaan Kadar Hemoglobin ( Hb ).
3.Hitung jumlah lekosit.
4.Hitung jumlah Trombosit. ( ? )
5.Hitung jenis Lekosit. ( Differential Count )

Pemeriksaan darah yang lain diantaranya adalah :
1. Hitung jumlah eritrosit.
2. Pemeriksaan golongan darah/rhesus.

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( LED )

1. CARA wintrobe :
Darah EDTA dihisap kedalam tabung wintrobe hingga titik nol.
Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.
Normal : 10mm/jam.
Tabung wintrobe : panjang 120mm, diameter 2,5mm, skala 0 – 100 dari atas kebawah dan sebaliknya.
2. cara WESTERGREEN :
Darah EDTA diyambah larutan PZ ( 4 vol drh + 1 vol PZ )
Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.
Normal : 2 – 13mm/jam ( pria )
2 – 20mm/jam ( wanita )
Tabung westergreen : panjang 300mm, diameter < 2,5mm, skala 0 – 200mm.
Lebih sensitive karena tabung panjang dan sempit.

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN ( Hb )

1. CYANMETH Hb :
Darah larutan Drabkins dan dibaca dengan fotometer dilaborat.
Merupakan cara pengukuran yang STANDARD, sebab semua jenis Hb terukur, kecuali HbS ( Sulf Hb ).

2. SAHLI :
Darah dicampur dengan 0,1 N Hel akan membentuk asam hematin yang sesuai dengan kadar hemoglobin. Setelah dicampur rata tunggu 3 – 5 menit, kemudian beri aquadest hingga warna coklatnya sama dengan blok warna yang ada. Permukaan aquadest sesuai dengan kadar Hb.
Besarnya kesalahan : 5 – 10 % dan sebagai sumber kesalahan adalah : volume darah yang kurang tepat, kadar Hel yang tidak tepat, campuran darah dan Hel yang tidak ditunggu 3 – 5 menit, dan blok warna indicator yang telah lama membutuhkan kalibrasi.

PENGHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT, LEKOSIT, DAN TROMBOSIT.

ERI LEKO TROMBO
Pipet : pipet erotrosit pipet lekosit pipet eritrosit
Pelarut: Hayem Turk Reesecker.
Pengenceran : 200 kali 20 kali 200 kali
(0,5→101) (0,5→11) ( 0,5→10)
Perhitungan : 10.000 N/mm3 50 N/mm3 500 N/mm3
Pembesaran : 40 kali 10 kali 40 kali

HITUNG JENIS LEKOSIT.

Dibuat hapusan darah terlebih dahulu.
Syarat hapusan darah yang baik :
Panjang hapusan 1/3-2/3 panjang kaca.
Ada bagian yang tipis untuk pemeriksaan.
Tapi hapusan tidak boleh berlubang dan bergaris.
Lekosit harus tersebar rata.
Eritrosit tidak saling bertumpukan.

Nilai Normal : Eo / Ba / Stab / Seg / Ly / Mo.
1-3 0-1 2-6 50-70 20-40 2-8 %



#################################